Belajar Membaca: Awalnya

Kalau kamu sedang membaca post ini, berarti jelas kamu bisa membaca. Kemampuan satu ini–membaca–sudah sangat lama kita miliki sampai kita lupa rasanya tidak bisa membaca. We take it for granted. Ketika menghadapi orang yang tidak bisa membaca, kita tidak bisa membantu karena kita tidak paham bagaimana caranya membaca. Kita pikir pokoknya kalau sudah ngerti huruf ya bisa baca. Padahal membaca adalah kegiatan kompleks yang melibatkan banyak hal secara visual, auditori, dan kinestetik.

Awalnya

Setelah semester lalu menangani kelas 4, di Serambi Inspirasi semester ini aku ternyata kedapatan menangani kelas 1. Sebagai orang yang tidak terampil menghadapi anak kecil, aku sedikit khawatir ketika menerima pengumuman itu. Tapi, yowislah, aku pikir akan jadi medan latihan.

Ternyata bukan (hanya) tentang ‘sabar menghadapi anak kecil’. Menangani kelas 1 mendorongku untuk mencari tahu tentang hal-hal dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung. Alhamdulillah.

Kemudian suatu hari kakakku mengirim pesan singkat menanyakan apakah aku tahu metode mengajarkan anak membaca. Aku nggak pernah tahu ‘metode’, tapi aku jadi kepikiran untuk membagikan saja beberapa pelajaran yang kuambil dari browsing-browsing tentang mengajarkan membaca. Di samping itu aku jadi bisa punya catatan yang agak rapi untuk diintip kemudian hari. Semoga ada manfaatnya.

Setelah mengamati beberapa pelajaran membaca dalam konteks Bahasa Inggris, aku berkesimpulan Bahasa Indonesia ini termasuk bahasa yang gampang dibaca. Bunyi hurufnya secara umum konsisten. Tidak seperti Bahasa Inggris yang huruf-hurufnya bisa dibaca dengan cara berbeda: bunyi A pada ‘apple’ berbeda dengan A pada ‘water’. CH pada ‘school’ berbeda dengan CH ‘chair’. Bikin bingung kan. Nah, jadi tidak akan susah kok mengajarkan membaca dalam Bahasa Indonesia.

Membaca adalah kemampuan dasar yang akan menjadi pondasi untuk kemampuan-kemampuan lainnya. Aku ingin mengajak kamu bersama-sama belajar lebih dalam tentang membaca supaya bisa mendukung anggota keluarga atau orang-orang terdekat di komunitasmu menguasai kemampuan ini. Yuk yuk.

Disclaimer

Aku tidak punya latar belakang ilmu pendidikan/pedagogi. Konsentrasi ilmu psikologi yang kuambil selama kuliah adalah psikologi sosial dan psikologi perkembangan, keduanya tidak membicarakan tentang belajar membaca. Kebanyakan materi yang kupelajari diambil dari konteks Bahasa Inggris. Jadi tidak semuanya bisa diterapkan pada konteks belajar membaca dalam Bahasa Indonesia. Semua yang aku tuliskan adalah berdasarkan pemahamanku sendiri, bisa salah-salah. Aku akan menyertakan link sumber bacaan/tontonan supaya kamu juga bisa merumuskan pemahaman sendiri.

Mulai Belajar

Kita mulai saja ya.

Ini rangkuman beberapa menit awal video dari Logic of English berjudul Teaching Struggling Readers and Spellers. Lanjutannya akan kutuliskan di posting lain, insyaallah.


Beberapa Prinsip tentang Mengajarkan Membaca:

1. Jangan menghubungkan fonogram dengan gambar

(Fonogram adalah simbol yang merepresentasikan suara. Dalam Bahasa Inggris terdapat 74 fonogram.)

8b8c4ca641d2facb601441947e634f3b--spalding-phonograms-kids-reading

Untuk Bahasa Indonesia, hal ini tidak relevan sebab konsep fonogram sendiri sepertinya tidak digunakan (tolong dikoreksi). Dalam bahasa Inggris, menghubungkan huruf A dengan gambar apel bisa problematis karena fonogram ‘A’ bisa merepresentasikan 3 suara berbeda. Jika dihubungkan dengan gambar apel, anak bisa menyangka bahwa ‘A’ melambangkan satu jenis suara saja.

2. Mulailah dengan mengajarkan huruf kecil, baru huruf kapital

Sebab kebanyakan huruf yang kita temui dalam bacaan adalah huruf kecil. Gunakan huruf kapital hanya pada awal kalimat atau kata tertentu yang memang membutuhkannya.

3. Ajarkan bunyi huruf, bukan nama huruf

Mengetahui bahwa kata ‘baca’ terdiri dari huruf ‘be’, ‘a’, ‘ce’, ‘a’ tidak membantu kita untuk membaca ‘baca’. Ajarkan nama huruf kemudian, yakni saat mengajarkan huruf kapital.
Untuk memperjelas yang dimaksud dengan ‘bunyi huruf’ dan ‘nama huruf’, kita ambil contoh untuk huruf B, F, dan K. Masing-masing memiliki nama huruf ‘be’, ‘ef’, dan ‘ka’, sedangkan bunyi hurufnya /b/, /f/, dan /k/. Coba ucapkan masing-masing huruf tanpa diimbuhi huruf vokal sama sekali, itulah bunyi hurufnya.


Sumber:

Logic of English: Teaching Struggling Readers and Spellers